Telah lama diyakini bahwa alasan utama bunglon berubah warna adalah karena mereka mampu menyamarkan diri mereka sendiri dengan mengadopsi warna-warna lingkungan mereka untuk menghindari bahaya yang mengintai mereka.

Namun pada kenyataannya, ini hanyalah salah satu dari sekian banyak alasan mengapa bunglon melakukan perubahan warna yang aneh ini, sebagian besar karena faktor psikologis atau lingkungan.

Ini berarti bahwa kondisi pikiran reptil ini sangat memengaruhi fakta bahwa mereka mengubah warna kulit mereka, setiap warna menyiratkan hal yang berbeda: apakah mereka stres, kesal, takut, waspada, santai dan sebagainya.

Selain itu, iklim juga sangat memengaruhi perubahan warna bunglon, yang beradaptasi dengan suhu lingkungan untuk mengatur dirinya sendiri.

Mengapa bunglon berubah warna?

Seperti yang telah dibaca di atas, hewan-hewan ini berubah warna terutama karena dua alasan: respons terhadap suhu dan perubahan suasana hati. Lihatlah mengapa hal ini terjadi di bawah ini.

Respon suhu

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa bunglon adalah hewan ektotermik, yang berarti mereka tidak dapat menghasilkan panas internal mereka sendiri. Karena itulah, semua organisme ektotermik bergantung pada sumber panas dari luar untuk mencapai suhu tubuh tertentu.

Penting untuk diketahui bahwa banyak sifat yang diekspresikan oleh hewan ektotermik berubah secara substansial tergantung pada suhu tubuh individu. Sifat-sifat ini termasuk kecepatan pencernaan, kelincahan berlari atau berenang, dan warna, di antaranya.

Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa warna gelap menyerap cahaya dan karenanya panas, sedangkan warna terang memantulkannya. Memang, bunglon menggunakan warna kulit mereka sebagai termostat untuk mengontrol suhu yang mereka terima dari lingkungan.

Perubahan suasana hati

Bunglon juga berubah warna tergantung pada suasana hati mereka. Biasanya, bunglon menggelapkan warnanya saat ia takut dan mencerahkan saat ia bersemangat.

Selain itu, ada perbedaan antara jantan dan betina: jantan lebih sering berubah warna dibandingkan betina, yang cenderung menggunakan sinyal yang lebih halus untuk berkomunikasi.

Dalam hal ini, perubahan warna pada bunglon jantan dapat membantu mereka menarik pasangan. Ketika ditampilkan dengan warna-warna cerah, ini mengirimkan sinyal status sehat kepada betina.

Di sisi lain, beralih ke warna yang lebih gelap dapat menunjukkan kepada bunglon jantan lain bahwa ia siap untuk berkelahi. Karena alasan ini, bunglon dapat beralih di antara beberapa warna yang berbeda setiap hari untuk menyesuaikan dengan acara tersebut.

Bagaimana bunglon berubah warna?

Sebuah penelitian terhadap lima jantan dewasa, empat betina dewasa, dan empat bunglon bunglon kumbang remaja menunjukkan bahwa hewan ini memiliki dua lapisan "sel iridofor" yang tebal dan saling tumpang tindih, yaitu sel berwarna-warni yang memiliki pigmen dan memantulkan cahaya.

Sel iridofor mengandung "kristal nano" dalam berbagai ukuran, bentuk dan pengaturan yang merupakan kunci perubahan warna dramatis pada bunglon, menurut penelitian tersebut.

Ketika kulit bunglon dalam keadaan rileks, kristal nano yang ditemukan di dalam sel iridofor sangat berdekatan, sehingga sel tersebut secara khusus memantulkan gelombang pendek, seperti warna biru, demikian penjelasan dari hasil penelitian tersebut.

Di sisi lain, ketika kulit tereksitasi, jarak antara kristal nano meningkat dan iridofor (yang mengandung kristal nano ini) secara selektif memantulkan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti kuning, oranye atau merah.

Tidak diragukan lagi, temuan ini akan membantu para insinyur dan ilmuwan untuk mereplikasi kemampuan bunglon dalam mengubah warna dalam teknologi baru, seperti perangkat penghilang silau, di antaranya.